JELAJAH -- Panglima Komando
Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI Edy
Rahmayadi, terpilih menjadi Ketua Umum PSSI melalui kongres yang dilangsungkan
di Hotel Mercure, Ancol, Kamis (10/11/2016).
Menjadi PSSI 1 bisa
dikatakan puncak karier Edy di kancah persepakbolaan nasional. Sebelumnya, dia
menjadi pesepak bola amatir, kemudian menjadi pembina beberapa klub, seperti
PSAD, PSMS Medan, dan PS TNI sejak TSC 2016.
Edy lahir di Aceh
pada 10 Maret 1965. Dia menjalani karier gemilang dan menempati berbagai posisi
strategis di TNI AD sejak lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (Akabri) pada 1985.
Kendati aktif di
militer sejak 1985, Edy tetap bisa menggeluti hobinya dalam bermain sepak bola.
Dia mengaku aktif bermain sepak bola seangkatan dengan striker legendaris tim
nasional, Ricky Yacobi.
"Namun, saya
masuk ke tentara dan Ricky meneruskan kariernya di sepak bola," kata Edy
saat temu media di Markas Kostrad, Selasa (30/8/2016).
Untuk maju menjadi
calon ketua umum PSSI, seseorang diwajibkan untuk memiliki pengalaman
setidaknya selama lima tahun aktif di sepak bola nasional.
Syarat itu dipenuhi
Edy ketika menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara (Danlanud)
100, Medan. Ketika itu, dia mendapat kepercayaan untuk mengurus Persatuan Sepak
Bola Angkatan Darat (PSAD) yang merupakan klub amatir bentukan TNI AD.
"Saya memiliki
pengalaman selama lima tahun di level pembina sepak bola ketika menjadi ketua
antara 2000 dan 2005," ujar Edy dalam kesempatan yang sama.
Jabatan sebagai
pembina PSAD dipegang Edy sejak menjadi Danlanud 100 hingga sebagai Kepala Staf
Korem 031/Wirabraja.
Mengelola sepak
sepak bola Sumatera Utara tampaknya telah menjadi garis tangan Edy yang
merupakan alumnus SMA Negeri 1 Medan.
Pada awal 2015, dia
yang menjadi Pangdam 1/Bukit Barisan tergerak mengambil alih pengelolaan PSMS
Medan karena prihatin dengan nasib klub itu.
Gebrakan Edy
bersama PSMS pun langsung berujung kesuksesan. Klub berjulukan Ayam Kinantan
itu menjadi juara Piala Kemerdekaan pada September 2015.
Menjadi juara Piala
Kemerdekaan, PSMS sempat dihadapkan pada masalah kesulitan finansial. Tak mau
nama besar PSMS terpuruk, Edy yang sudah menjabat sebagai Pangkostrad lantas
mengadakan gala dinner untuk penggalangan dana.
"PSMS Medan
itu sudah menjadi ikon dan marwah bagi warga Sumatera Utara. Karena itu, jangan
diabaikan," tutur Edy pada 2015 lalu.
Di Piala Jenderal
Sudirman, akhir 2015, PSMS dimerger dengan PS TNI. Hal ini sempat menimbulkan
silang pendapat karena merger ini dianggap bisa "menghilangkan" nama
PSMS.
Namun, lantaran
PSMS yang berstatus tim Divisi Utama tidak mendapatkan undangan dari panitia,
sebagian pemainnya dipinjamkan ke PS TNI, termasuk pelatih dan ofisial tim.
"Walaupun
namanya PS TNI, skuadnya adalah pemain PSMS, pelatihnya juga," ujar Edy
saat itu.
Penulis : Galih Nugroho
Refrensi : Kompas.com
1 komentar:
semoga pssi lebih maju dengan ketua baru
Posting Komentar