JELAJAH
--
Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, kembali menggelar Festival Tidar 2016,
mulai 9-11 Desember 2016. Festival berbasis seni budaya ini bertujuan untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Gunung Tidar yang terletak di tengah Kota
Magelang itu.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan
Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang, Hartoko, mengatakan selama ini Gunung
Tidar telah dikenal sebagai destinasi wisata alam dan spiritual. Hanya saja,
kunjungan wisatawan dinilai masih belum meningkat signifikan.
"Ini adalah kali kedua kami menyelenggarakan
Festival Tidar. Tahun ini kami kemas lebih meriah dengan kegiatan seni dan
budaya yang lebih beragam serta melibatkan seluruh elemen masyarakat Kota
Magelang," kata Hartoko, dalam keterangan pers di Kota Magelang, Rabu
(7/12).
Rangkaian Festival Tidar dimulai hari Jumat
(9/12) dengan jalan santai, resik-resik Gunung Tidar, dan prosesi ritual
budaya di puncak Gunung Tidar. Ritual budaya akan diikuti oleh 200 orang
temasuk Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan jajarannya.
Sebelum mencapai puncak gunung setinggi 503 mdpl
itu, peserta ritual akan melakukan kirab sembari mengusung tumpeng, ingkung
(olahan ayam kampung), sayur mayur, lauk-pauk, hasil bumi dan lainnya.
Makanan tradisional itu diusung warga menggunakan
tampah (anyaman bambu).
"Sampai di puncak, kami akan menggelar Kembul
Bujono atau makan bersama makanan yang telah diusung oleh warga dan dua
gunungan lanang (pria) dan wadon (perempuan)," jelas Hartoko.
Sebelum makan bersama, menurut Hartoko, akan diawali
dengan Tari Caraka Balik yang dimainkan oleh lima orang penari putri. Tari ini
merupakan bagian dari prosesi yang bermakna menghilangkan sukerta atau
keburukan di Kota Magelang.
Rangkaian Festival ini tidak hanya terpusat di
Gunung Tidar, akan tetapi juga di Alun-alun Kota Magelang atau sekitar dua
kilometer dari Gunung Tidar.
Sejumlah kera ekor panjang berkeliaran di sepanjang
tangga naik menuju kawasan wisata Gunung Tidar Kota Magelang Jawa Tengah.
Di pusat kota ini, akan digelar festival musik dan
pentas wayang kulit semalam suntuk. "Wayang kulit dibagi dua, yakni ruwat
bumi dengan dalang Ki Radyo Harsono dan wayang kulit semalam suntuk dengan
dalang Ki Romo Sutrisno," ujar Hartoko.
Rangkaian Festival akan ditutup dengan kirab budaya. Kirab ini akan melibatkan ratusan warga yang merupakan
perwakilan dari 17 kelurahan, sekolah-sekolah, sanggar-sanggar, dan 6
perwakilan kabupaten/kota di sekitar Kota Sejuta Bunga ini.
"Khusus kirab ini akan dilombakan dengan hadiah
belasan juta rupiah. Peserta luar kota antara lain dari Kabupaten Magelang,
Kulon Progo, Purworejo. Wonosobo dan Boyolali," paparnya.
Festival yang memakan anggaran Rp 400-an juta ini
juga mengajak para traveler, blogger, dan pegiat pariwisata dari Yogyakarta,
Semarang, Surakarta, Lombok, Surabaya, dan Malang.
Gimana sobat Jelajah
tertarik untuk berkunjung ke Gunung Tidar ?
Penulis
: Galih Nugroho
0 komentar:
Posting Komentar