Minggu, 02 Oktober 2016

Cerita Seorang Pawang Buaya Dari Ragunan




JELAJAH – Kebun Binatang Ragunan sejak dulu sudah tersohor sebagai salah satu tujuan objek wisata yang terdapat dijakarta, tidak hanya dari dalam Jakarta tapi banyak penggunjung yang datang dari luar Jakarta. Bukan tidak tanpa alasan kenapa Ragunan menjadi objek wisata yang banyak diminati, ini dikarenakan hanya di Ragunan kita dapat melihat berbagai macam satwa liar dan juga satwa yang sudah langkah.

Dalam kunjungan saya ke Kebun Binatang Ragunan pada tahun 2015 lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pawang sekaligus penjanga dari kadang buaya yang ada di Ragunan. Namanya, Andy (21) ia mengatakan bahwa para penggunjung sangat tertarik akan buaya Muara dari pada spesies buaya lain yang ada di kebun binatang ini, ini dikarekan buaya muara adalah koleksi buaya terbesar dan terganas yang ada di kebun Binatang Ragunan. 

“Sebenarnya cukup mudah bagaimana merawat seekor buaya muara, asal kita sudah tau bagaimana cara menghadapin buaya tersebut dan membaca gestur tubuh buaya tersebut kita akan melihat buaya muara sebagai kucing rumah biasa yang sangat manja”  Ucap Andy ketika menjelaskan bagaimana cara dia merawat buaya Muara. 

Tidak ada yang spesial dalam merawat buaya muara, karena memang buaya muara hanya melakukan aktivitas ketika dia lapar dan akan merendam dirinya dilumpur dan bermalas-malasan ketika dia sudah mendapatkan makanan. Untuk makanannya pun, Andy menjelaskan bahwa pihak Kebun Binatang Ragunan hanya memberikan jatah makan 1 kali dalam seminggu, tapi dengan porsi yang banyak yaitu 10 ekor ayam mati yang masih utuh unutk 1 kali makan buaya Muara di setiap minggunya

Selain karena ukurannya yang besar, ada satu hal yang spesial dari buaya Muara ini. 

“Saya sering melihat bagiamana meraka (buaya Muara) beratarung tapi yang membuat saya heran sampai sekarang adalah cara mereka menyebuhkan luka hasil perkelahian mereka”. Seekor buaya yang habis bertarung akan merendamkan dirinya ke dalam lumpur selama seharian penuh dan ketika keluar dari lumpur luka-luka mereka sudah tertutup dan sembuh begitu saja.. " Ungkap nya. 

Hal tersebut yang tidak ditemuin oleh Andy pada buaya-buaya jenis lain yang ada di Kebun binatang ini. 
Banyak suka dan duka selama 11 tahun  Andy menjadi pawang dan penjaga kandang buaya, setiap kali ada buaya yag bertelur dan semua telurnya menetas disitu Andy merasa sangat senang dan bahagia karena dia berhasil membantu melestarikan dan menjaga agar buaya tidak musnah di masa depan, dia juga menambhakn bahwa banyak sekali duka yang di alamin selama ini.

“Tangan saya hampir pernah disambar ketika memberikan salah satu buaya ini makan dan juga sering dikejar ketika saya akan membersihkan kadang dan sarang buaya tersebut”. Kenang Andy sambil memperlihatkan tangan kanan nya. 

Penulis : Achmad Maulana
Editor   : Risky Candra

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html