JELAJAH -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar
mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki tuduhan bahwa pengungkapan kasus
terorisme oleh Densus 88 Anti-Teror Polri merupakan upaya pengalihan isu.
Polri membantah tuduhan tersebut.
"Itu tetap menjadi bagian yang kita selidiki.
Kita tidak mau isu yang berkembang merugikan publik," ujar Boy di kompleks
Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12).
Boy menganggap pemberitaan soal teroris tidak boleh
dianggap remeh. Tuduhan adanya pengalihan isu berpotensi membuat masyarakat
menjadi lengah dan kewaspadaannya rendah terhadap gerakan radikal.
"Jangan sampai publik tidak waspada dan
menganggap itu kondisi hal yang direkayasa," kata Boy.
Terkait temuan bom di Bekasi beberapa waktu lalu,
polisi telah menangkap 11 orang yang diduga saling terkait dengan perencanaan
bom bunuh diri di depan Istana Kepresidenan.
Seorang "pengantin" wanita sudah
dipersiapkan untuk melakukan aksi pada Minggu (11/12).
Setelah menangkap terduga pelaku, Densus 88 menyita
barang-barang di rumah mereka. Adapun benda mencurigai yang disita, yakni bom dalam
rice cooker, bendera ISIS, stiker identitas kelompok Jamaah Ansharut Tauhid,
bahan-bahan kimia, hingga surat wasiat salah satu pelaku yang ditujukan untuk
orangtuanya.
"Kita tidak ingin membohongi publik dengan
kondisi yang ada," kata Boy.
Penulis : Galih Nugroho
Refrensi : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar