Sabtu, 17 Desember 2016
Op-Ed: Ahok Vs. Masyarakat Ternistakan: Sebuah Refleksi tentang Amarah dan Kebencian
Dunia menertawakan Amerika yang memilih Donald
Trump, tapi sejujurnya, kondisi politik kita tak kalah menjijikkan
JELAJAH
-- Kita
sedang menyerah pada kebencian, pada rasisme dan diskriminasi kelas teri dan
membiarkan sikap-sikap itu merajai permainan politik kelas kakap. Mengapa?
Seorang gubernur menyatakan agar masyarakat jangan
mau ditipu oleh para pihak yang hendak memanfaatkan salah satu ayat kitab suci
untuk kepentingan politis. Karena salah ucap, serta menurut beberapa
sumber, sebuah kesalahan transkrip sederhana (dan, rahasia umumnya, karena dia
seorang Tionghoa non-Muslim) dia ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan
agama.
Sementara kasus diproses, bom molotov diledakkan di
sebuah gereja di Samarinda, menewaskan seorang bocah berusia dua tahun dan
menciderai tiga lainnya. Sekelompok orang, dari MUI, pemuka agama Islam, hingga
anggota DPR termasuk nama-nama dengan banyak pengikut seperti Felix Siauw dan
Ratna Sarumpaet menyatakan bahwa diangkatnya kasus ini mungkin upaya pengalihan
isu dari kasus Ahok di atas.
Pengalihan isu berarti sebuah kejadian yang
sebetulnya wajar-wajar saja jadi dibesar-besarkan.
Praktisnya, bukankah ini
sama saja dengan menganggap tewasnya seorang balita atas aksi terorisme
sebetulnya tidak layak diberitakan? Sementara salah ucap seorang tokoh politik
yang dapat dipelintir paksa sesuai interpretasi subyektif mereka
sendiri masturbasi ego kaum sendiri justru jauh lebih penting, begitu?
Saya tanya satu hal: Mana sikap yang lebih nista?
Saya tidak paham, realita apa yang dihuni
orang-orang ini. Pertama-tama: Apa itu definisi "penistaan agama"?
Apa parameter dan tolok ukur obyektifnya? Bagaimana kita membuktikan motifnya
secara pasti?
Kedua, coba kita lihat siapa yang berteriak-teriak
di jalan pada tanggal 4 November kemarin. Apa yang mereka dengar dan dengungkan
dalam khotbah? Tak usah malu, kita semua tahu: Banyak sekali konten khotbah
yang mengandung cercaan eksplisit terhadap agama-agama selain Islam.
Bukan kepeleset lidah, bukan rumpang transkrip. Kita
semua sudah tahu bahwa banyak sekali pemuka agama yang secara terang-terangan
mengumandangkan berbagai hinaan terhadap agama lain, menyatakan pemeluk mereka
kafir yang patut mendapat azab dan kekerasan. Ini apa kalau bukan penistaan?
Ahok tak pernah mengumandangkan kekerasan terhadap
pemeluk agama manapun. Tak pernah berkhotbah menghancurkan suatu kaum tertentu.
Mana sikap yang lebih nista?
Ketiga, bagaimana bisa mereka melihat sebuah kasus
salah transkrip dan ambiguitas bicara sebagai sesuatu yang fundamental? Sesuatu
yang seolah lebih kejam dari seluruh kekerasan para pendukung mereka, yang
telah dilakukan jelas-jelas atas motivasi dari ajaran-ajaran mereka? Sesuatu
yang lebih penting dari nyawa bocah dua tahun?
Lagi: Mana sikap yang lebih nista?
Tak usah dijawab. Ini malah sudah bukan penistaan
terhadap agama lagi namanya. Menganggap tewasnya Intan Olivia sebagai sesuatu
yang wajar adalah penistaan terhadap kemanusiaan.
Sungguh, saya khawatir. 4 November adalah hari yang
membuat banyak dari kita bergidik jijik, takut, dan sejenisnya. Rasisme
blak-blakan, serangan personal dengan dasar moralitas sepihak yang amat susah
diabsahkan secara obyektif. Tak separah 1998, memang, tapi tak dapat dipungkiri
bahwa banyak kaum Tionghoa yang merasakan momok rasisme sejenis.
Ingat, ya: Kita membiarkan hal ini terjadi. Kita
melahirkan sekelompok besar masyarakat lengkap dengan para tokoh
publiknya dengan pandangan yang begitu terdistorsi tentang realita.
Kita membiarkan mereka bercuap, membiarkan mereka
mengumpulkan ratusan ribu pengikut yang setia turun ke jalan. Kita membiarkan
mereka mendapatkan daya politik yang begitu besar, hingga cukup untuk
menetapkan seorang tokoh politik menjadi tersangka kasus yang entah bagaimana
bisa berlanjut sampai tahap seperti ini.
Mungkin ada yang bilang bahwa 4 November merupakan
demo bayaran, tapi sungguh: puluhan hingga ratusan ribu orang bukan angka yang
rendah. Kita telah menciptakan masyarakat di mana ekstremisme merupakan jalan
hidup yang menarik banyak orang.
Maka percuma kita tertawa. Dulu kita mungkin
menjadikan para badut ekstremis ini sebagai bahan olok-olok dan tertawaan, tapi
lihat di mana mereka sekarang. Jika begini terus, kita akan terus kalah, terus
terhantam mundur sebagai masyarakat yang konon maju dan manusiawi.
Mungkin memang salah kita. Kita, masyarakat urban
liberal, terlalu sibuk maju dan berkembang secara pemikiran dalam lingkaran
kita sendiri. Masyarakat yang kurang beruntung tak hanya kita tinggalkan, namun
terus kita dorong mundur dengan menyebut mereka bodoh dan kampungan.
Mungkin memang kita lupa. Di tengah kenyamanan kafe
kita yang ber-AC, tempat kita mendiskusikan pluralisme, kesetaraan gender, dan
hak-hak kaum LGBT, kita sering lupa bahwa masih ada banyak amarah yang dipendam
di lapisan mereka-mereka yang kurang beruntung.
Dalam kemajuan kita secara infrastruktur, secara
pemikiran banyak lapisan masyarakat yang merasa bisu, tertinggal. Ternistakan.
Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Ahok tak ada
niatan sama sekali untuk menistakan agama. Namun saya juga paham bahwa banyak
perbuatan Ahok penggusuran, proses reklamasi, dan sebagainya telah membuat
begitu banyak orang merasa terinjak-injak.
Ada amarah dalam masyarakat kita. Ada amarah terhadap
Indonesia, terhadap pemerintah. Ada amarah terhadap Ahok, yang begitu populer
meskipun dia telah membuat banyak kebijakan publik yang melukai beberapa
lapisan masyarakat menengah ke bawah.
Marah, Sakit, dan ini dia kenyataannya: Kita telah
menciptakan masyarakat di mana teriakan protes hanya akan didengarkan meskipun
secara jijik, secara tidak terhormat jika ia diutarakan sebagai kebencian
terhadap ras atau agama tertentu.
Apa kita pernah menanyakan kelanjutan nasib mereka
yang berteriak-teriak saat penggusuran paksa dengan waktu persiapan yang dirasa
terlalu singkat?
Bodoh, memang. Bukan, bukan cuma mereka yang turun
ke jalan tanggal 4 November kemarin. Bukan cuma mereka yang sedang bersuka cita
atas ditetapkannya Ahok sebagai tersangka. Kita semua yang bodoh.
Mungkin benar ada pengalihan isu: Isu sistem cacat
yang merugikan masyarakat ramai-ramai kita alihkan menjadi isu moral yang
kurang mulia dari segelintir orang. Kita buat diri lupa bahwa ekstremisme lahir
dari amarah masyarakat, bahwa penderitaan dan ketimpangan sosial itu sangat
terkait dengan lahirnya rasisme dan diskriminasi. Lebih mudah mengolok daripada
berpikir kita punya andil.
Mungkin benar ada penistaan agama: Fungsinya sebagai
penyejuk rohani ramai-ramai kita nistakan sebagai wahana kebencian yang
mendalam dan amarah yang membuncah dalam masyarakat. Kita memalingkan muka dari
amarah dan frustrasi dalam lapisan masyarakat, baru membuka mata dan telinga
saat ada bom meledak.
Satu hal yang tak bisa kita pungkiri: Adanya ratusan
ribu warga masyarakat yang merasa diri mereka ternistakan, terciptanya sebuah
golongan nista yang ditertawakan namun ditakuti, adalah indikasi jelas akan
adanya masalah struktural.
Penulis : Rolling Stone
Deadsquad Resmi Merilis Album Terbaru, ‘Tyranation’
JELAJAH
-- Setelah
mengalami beberapa kali perubahan jadwal perilisan, Deadsquad akhirnya resmi
meluncurkan album ketiga milik mereka, Tyranation, pada sebulan lalu di
Borneo Beerhouse. Album yang dirilis oleh M8 Records tersebut berisi sepuluh
lagu dengan total durasi 41 menit dan 14 detik.
Melalui rilis pers, band yang kini diperkuat oleh
vokalis Daniel Mardhany, gitaris Stevie Item, penggebuk drum Andyan Gorust, dan
bassist Alan Musyfia ini menjelaskan bahwa penggarapan album terbaru mereka
tersebut sudah dimulai sejak Desember 2015. Tyranation diproduseri sendiri oleh
grup technical death metal asal Jakarta ini.
"Di luar para personel Deadsquad, Tyranation
melibatkan peranan beberapa musisi terkemuka yang telah memiliki prestasi dan
pencapaian tinggi dalam industri kreatif di Tanah Air," ungkap Deadsquad.
Sosok-sosok yang dimaksud berkolaborasi dengan
mereka adalah Sujiwo Tejo, Dewa Budjana, Andra Ramadhan, Adam Vladvamp dari
Koil, dan Arie Dagienkz. Mantan gitaris Deadsquad yang juga personel NTRL,
Christopher "Coki" Bollemeyer, juga terlibat dalam lagu "The
Comfort of Retardation" dan "Tyranation".
"Tyranation merupakan langkah baru dalam
perjalanan musik Deadsquad, di mana kebrutalan genre musik extreme metal tidak
mengenal batas dalam menghasilkan karya seni yang tetap merefleksikan jati diri
sebuah band technical death metal asal Indonesia," ungkap Stevie Item.
Tyranation resmi dilepas dalam pesta peluncuruan
yang diselenggaraan di Borneo Beerhouse, Jakarta Selatan. Selain membawakan
lagu-lagu terbaru, dalam pesta peluncuran tersebut Deadsquad juga berkolaborasi
dengan mantan bassist mereka, Bonny Sidharta.
Penulis : Galih Nugroho
Inilah Harga Tiket Hammersonic Festival 2017
JELAJAH
-- Hajatan
musik metal terbesar se-Asia Tenggara besutan promotor Revision Live,
Hammersonic Festival, siap kembali diselenggarakan pada 7 Mei 2017. Ketika
berita ini dituliskan pihak promotor belum mengumumkan secara resmi lokasi
penyelenggaraannya. Akan tetapi mereka telah memastikan tiga aksi mancanegara
yaitu The Black Dahlia Murder, Whitechapel, dan Northlane siap meramaikan
Hammersonic Festival 2017.
Tak hanya mengumumkan nama-nama penampil, Revision
Live juga sudah membuka penjualan tiket dengan tiga kategori yang berbeda.
Kategori pertama yaitu Early Bird sudah dapat dibeli seharga Rp 300 ribu hingga
batas waktu yang ditentukan yaitu 28 Februari mendatang. Ada pun dua kategori
tiket lainnya yaitu Presale seharga Rp 400 ribu yang dibuka pada 1 April, dan
kategori tiket Normal seharga Rp 500 ribu yang dapat dibeli mulai 1 Mei.
Tiket sudah dapat dibeli oleh para calon penonton
secara daring lewat situs resmi revisionlive.com atau dapat langsung dibeli
lewat gerai-gerai Indomaret seluruh Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut
mengenai para penampil dan tiket Hammersonic Festival 2016, dapat langsung
mengunjungi situs resmi Hammersonic.com.
Hammersonic Festival 2017 merupakan edisi keenam
dari acara tersebut. Di edisinya tahun lalu, pihak panitia menyelenggarakan
Hammersonic Festival selama dua hari di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara. Selain
perubahan tempat, ada pun Hammersonic Festival 2016 mengalami perubahan konsep
acara di mana salah satunya adalah Hammersonic Awards. Ajang penganugerahan
musik metal pertama di Indonesia tersebut merupakan salah satu bagian dari rangkaian
acara Hammersonic Metal Convention yang juga memiliki kegiatan lain seperi Meet
the Agency and Label hingga Coaching Clinic.
Walau sempat diguyur hujan yang sangat deras,
Hammersonic Festival 2016 sukses menyedot lebih kurang dua puluh ribu pemuda
pemudi pecinta musik metal Indonesia. Mereka para penampil yang meramaikan
diantaranya adalah Asking Alexandria, Angra, Suffocation, Walls of Jericho,
Gorgoroth, Obscura, Burgerkill, Hellcrust, Rezume, Fingerprint, hingga Social
Black Yelling.
Penulis : Galih Nugroho
Pemanggilan Eko "Patrio" Berdasarkan Laporan Penyidik Bareskrim
JELAJAH
-- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar membenarkan adanya laporan
polisi terhadap anggota DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional, Eko Hendro
Purnomo alias Eko "Patrio".
Laporan tersebut didaftarkan oleh penyidik di
Bareskrim Polri.
"Dari laporan pihak penyidik sendiri,"
ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12).
Laporan tersebut didaftarkan pada Rabu (14/12) atas
nama Sofyan Armawan. Berdasarkan surat laporan polisi, Eko dijadwalkan diminta
keterangan pada hari ini.
"Seingat saya tentang yang diberitakan di
media," kata Boy.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim
Polri Brigjen (Pol) Agus Andrianto membenarkan mengenai agenda pemanggilan Eko
tersebut, tetapi tak mau menjelaskan masalah apa yang akan diklarifikasi
pihaknya.
Secara terpisah, Sekretaris Fraksi PAN di DPR,
Yandri Susanto, mengatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, pemanggilan
Eko terkait pemberitaan media online.
Dalam berita itu, Eko menyebut pengungkapan bom
Bekasi pada Sabtu (10/12) merupakan pengalihan isu kasus dugaan penistaan agama
yang menjerat Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Eko enggak pernah ngomong begitu," kata
Yandri di Kompleks Parlemen Senayan.
Menurut Yandri, Eko tak akan memenuhi pemanggilan
tersebut. Alasannya, ada prosedur yang belum dilalui polisi sebelum memangil
anggota DPR, yakni mendapat izin dari Presiden.
Ia pun melayangkan protes saat rapat paripurna di
DPR pagi tadi.
Penulis
: Galih Nugroho
Refrensi
: Kompas.com
Polisi Usut Opini Pengungkapan Kasus Terorisme Pengalihan Isu
JELAJAH -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar
mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki tuduhan bahwa pengungkapan kasus
terorisme oleh Densus 88 Anti-Teror Polri merupakan upaya pengalihan isu.
Polri membantah tuduhan tersebut.
"Itu tetap menjadi bagian yang kita selidiki.
Kita tidak mau isu yang berkembang merugikan publik," ujar Boy di kompleks
Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12).
Boy menganggap pemberitaan soal teroris tidak boleh
dianggap remeh. Tuduhan adanya pengalihan isu berpotensi membuat masyarakat
menjadi lengah dan kewaspadaannya rendah terhadap gerakan radikal.
"Jangan sampai publik tidak waspada dan
menganggap itu kondisi hal yang direkayasa," kata Boy.
Terkait temuan bom di Bekasi beberapa waktu lalu,
polisi telah menangkap 11 orang yang diduga saling terkait dengan perencanaan
bom bunuh diri di depan Istana Kepresidenan.
Seorang "pengantin" wanita sudah
dipersiapkan untuk melakukan aksi pada Minggu (11/12).
Setelah menangkap terduga pelaku, Densus 88 menyita
barang-barang di rumah mereka. Adapun benda mencurigai yang disita, yakni bom dalam
rice cooker, bendera ISIS, stiker identitas kelompok Jamaah Ansharut Tauhid,
bahan-bahan kimia, hingga surat wasiat salah satu pelaku yang ditujukan untuk
orangtuanya.
"Kita tidak ingin membohongi publik dengan
kondisi yang ada," kata Boy.
Penulis : Galih Nugroho
Refrensi : Kompas.com
Kamis, 08 Desember 2016
Festival Tidar 2016 Upaya Menarik Wisatawan ke Gunung Tidar
JELAJAH
--
Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, kembali menggelar Festival Tidar 2016,
mulai 9-11 Desember 2016. Festival berbasis seni budaya ini bertujuan untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Gunung Tidar yang terletak di tengah Kota
Magelang itu.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan
Pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang, Hartoko, mengatakan selama ini Gunung
Tidar telah dikenal sebagai destinasi wisata alam dan spiritual. Hanya saja,
kunjungan wisatawan dinilai masih belum meningkat signifikan.
"Ini adalah kali kedua kami menyelenggarakan
Festival Tidar. Tahun ini kami kemas lebih meriah dengan kegiatan seni dan
budaya yang lebih beragam serta melibatkan seluruh elemen masyarakat Kota
Magelang," kata Hartoko, dalam keterangan pers di Kota Magelang, Rabu
(7/12).
Rangkaian Festival Tidar dimulai hari Jumat
(9/12) dengan jalan santai, resik-resik Gunung Tidar, dan prosesi ritual
budaya di puncak Gunung Tidar. Ritual budaya akan diikuti oleh 200 orang
temasuk Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan jajarannya.
Sebelum mencapai puncak gunung setinggi 503 mdpl
itu, peserta ritual akan melakukan kirab sembari mengusung tumpeng, ingkung
(olahan ayam kampung), sayur mayur, lauk-pauk, hasil bumi dan lainnya.
Makanan tradisional itu diusung warga menggunakan
tampah (anyaman bambu).
"Sampai di puncak, kami akan menggelar Kembul
Bujono atau makan bersama makanan yang telah diusung oleh warga dan dua
gunungan lanang (pria) dan wadon (perempuan)," jelas Hartoko.
Sebelum makan bersama, menurut Hartoko, akan diawali
dengan Tari Caraka Balik yang dimainkan oleh lima orang penari putri. Tari ini
merupakan bagian dari prosesi yang bermakna menghilangkan sukerta atau
keburukan di Kota Magelang.
Rangkaian Festival ini tidak hanya terpusat di
Gunung Tidar, akan tetapi juga di Alun-alun Kota Magelang atau sekitar dua
kilometer dari Gunung Tidar.
Sejumlah kera ekor panjang berkeliaran di sepanjang
tangga naik menuju kawasan wisata Gunung Tidar Kota Magelang Jawa Tengah.
Di pusat kota ini, akan digelar festival musik dan
pentas wayang kulit semalam suntuk. "Wayang kulit dibagi dua, yakni ruwat
bumi dengan dalang Ki Radyo Harsono dan wayang kulit semalam suntuk dengan
dalang Ki Romo Sutrisno," ujar Hartoko.
Rangkaian Festival akan ditutup dengan kirab budaya. Kirab ini akan melibatkan ratusan warga yang merupakan
perwakilan dari 17 kelurahan, sekolah-sekolah, sanggar-sanggar, dan 6
perwakilan kabupaten/kota di sekitar Kota Sejuta Bunga ini.
"Khusus kirab ini akan dilombakan dengan hadiah
belasan juta rupiah. Peserta luar kota antara lain dari Kabupaten Magelang,
Kulon Progo, Purworejo. Wonosobo dan Boyolali," paparnya.
Festival yang memakan anggaran Rp 400-an juta ini
juga mengajak para traveler, blogger, dan pegiat pariwisata dari Yogyakarta,
Semarang, Surakarta, Lombok, Surabaya, dan Malang.
Gimana sobat Jelajah
tertarik untuk berkunjung ke Gunung Tidar ?
Penulis
: Galih Nugroho
Proses Hukum Kasus Ahok yang Cepat Terkesan Dipaksakan
JELAJAH
--
Proses hukum kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) dinilai dipaksakan.
Praktisi hukum Saor Siagian melihat hal tersebut
dari adanya perbedaan pendapat dari tim penyelidik sebelum penetapan Ahok
menjadi tersangka. Tim penyelidik kasus Ahok berjumlah 27 orang.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Ari
Dono Sukmanto mengakui, hasil dari lidik itu, tak bulat. Ahok menjadi
tersangka, meski ada perbedaan pendapat dari tim penyelidik.
"Kalau pernyataan Mabes Polri, bahwa para ahli
terbelah, apakah layak Ahok jadi tersangka," ucap Saor Siagian saat dihubungi
wartawan, Kamis (8/12).
Tak lama berkas dari Bareskrim Polri dilimpahkan ke
Kejaksaan Agung. Lima hari berselang berkas Ahok yang tebalnya 826 halaman
dinyatakan P-21.
Dengan begitu, berarti administrasi penanganan
perkara oleh jajaran Pidana Umum Kejaksaan menyatakan berkas perkara hasil
penyidikan Bareskrim Polri telah memenuhi syarat untuk dibawa ke pengadilan
secara formal dan material.
"Cepat sekali berkas P-21. Hari itu juga
dilimpahkan," kata Saor Siagian.
Saor Siagian menengarai tekanan massa terhadap kasus
Ahok, memengaruhi proses hukum yang serba cepat.
Dia mengatakan, proses hukum yang begitu cepat
didasari unsur politis dan terkesan dipaksakan.
Sebab, Sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka,
berlangsung aksi unjuk rasa, Jumat (4/11).
Aksi itu, menuntut hukum ditegakkan dalam kasus
dugaan penistaan agama oleh Ahok.
"Kalau pendapat saya, ini pertimbangan politis.
Sangat terang benderang dipaksakan," kata Saor Siagian.
Penulis : Galih Nugroho P
Refrensi : Kompas.com
Selasa, 06 Desember 2016
Unik! Cina Hadirkan Taman Di Dalam Kereta
JELAJAH - Kota Hangzhou, Cina, telah menemukan cara baru dan unik untuk memberikan nuansa segar bagi masyarakat. Bukan membangun taman kota atau melakukan penghijauan di tengah kota, namun, di dalam gerbong kereta bawah tanah dihiasi pelbagai tanaman.
Masyarakat Hangzhou dikejutkan dengan sebuah kereta yang mengkhususkan satu gerbongnya untuk menjadi taman hijau berjalan. Dalam gerbong tersebut diberikan sentuhan keasrian dengan senuhan langsung tanaman hidup, bukan terbuat dari plastik.
Metro Hangzhou yang berangkat dari Line 1 Hangzhou ini menjadi alternatif menikmati udara segar sekaligus melakukan perjalanan, dikutip dari laman Metro UK. Seluruh gerbong diisi oleh tanaman hiasan dan tanaman merambat.
Langit-langit gerbong diberi tanaman yang digantung, sedangkan bangku ditutupi oleh rerumputan hijau yang nyaman untuk diduduki. Gerbong ini seperti memperlihatkan hutan urban yang keren.
Meski menawarkan konsep baru, ternyata peluncuran kereta hijau ini mendapatkan pelbagai tanggapan dari masyarakat. Banyak pihak yang mendukung untuk terus menyebarkan ke kereta-kereta lain, namun, ada pula yang tidak menyukai sebab hanya dianggap menghamburkan uang negara.
Wah, gimana nih menurut pendapat kalian para jelajahers?
Penulis : Risky Candra
Ini 39 Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya Versi BPOM
JELAJAH -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merilis temuan 39 jenis kosmetik yang mengandung bahan berbahaya selama semester II pada 2016. Kosmetik yang mengdung bahan berbahaya didominasi oleh produk kosmetik dekoratif dn produk perawatan kulit.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito memerinci, bahan berbahaya yang terkandung dalam temuan, yakni, merkuri, hidrokinon, asam retinoat, serta bahan pewarna merak K3, merah K10 dan sudan IV. "Selain itu, ditemukan bahan kimia yang seharusnya tidak boleh terdapat dalam kosmetik, yakni, klindamisin dan teofilin," katanya, Selasa (6/12).
Penny menjabarkan, biasanya bahan merkuri disalahgunakan pada produk pemutih atau pencerah kulit. Merkuri bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan teratogenik (mengakibatkan cacat pada janin).
Kemudian, asam retinoat bisanya digunakan untuk produk pengelupasan kulit kimiawi atau peeling. Bahan ini bersifat teratogenik. Kemudian untuk hidrokinon biasanya disalahgunakan pada produk pemutih atau pencerah kulit. Selain dapat menyebabkan iritasi kulit, bahan ini dapat menimbulkan ochronisis (kulit berwarna kehitaman). Reaksi tersebut biasanya mulai terlihat setelah enam bulan penggunaan. BPOM menduga bahan tersebut bersifat irreversible (tidak dapat dimankan).
Sementara bahan pewarna merah K3 dan merah K10 banyak disahgunakan pada lipstik atau produk dekoratif lain, seperti pemulas kelopak mata dan perona pipi. "Kedua zat tersebut bersifat karsinogenik," katanya.
Penny mengatakan, BPOM menemukan kosmetik tersebut, seperti dari sarana industri, importir, dan badan usaha yang melakukan kontrak produksi, serta sarana distribusi, termasuk klinik kecantikan. Dia mengatakan, produk kosmetik berbahaya juga dijaring melalui pemasaran secara daring, seperti //Instagram//, situs daring dan jejaring sosial.
Berdasarkan surat bernomor NO. B-IN.05.03.1.43.12.16.4139, BPOM mengeluarkan peringatan pada masyarakat terhadap sejumlah produk kosmetik.
1. MUKKA Lip Balm 02
2. MUKKA Lip Balm 03
3. MUKKA Lip Balm 04
4. MUKKA Lip Balm 05
5. MUKKA Lip Balm 06
6. MUKKA Blusher No. 01
7. MUKKA Lip Gloss 11
8. MUKKA Nail Polish 21
9. BICHUN Nil Polish 20
10. LA BELLA ESTHER Day Cream
11. LA WIDYA COLLAGEN Night Cream
12. LA WIDYA CURCUMIN Day Cream
13. L'COME Night Cream
14. OZERA Nail Polish Color No. 20
15. ZARD Nail Polish 7ml (51)
16. ZARD Nail Polish 7ml (104)
17. ZARD Nail Polish 7ml (108)
18. ZARD Nail Polish 7ml (134)
19. ZARD Nail Polish 7ml (628)
20. IMPLORA Lipstick No. (Water Shine Diamonds)
21. IMPLORA Lipstick No. 2 (Water Shine Diamonds)
22. IMPLORA Lipstick No. 3 (Water Shine Diamonds)
23. IMPLORA Lipstick No. 5 (Water Shine Diamonds)
24. IMPLORA Lipstick No. 6 (Water Shine Diamonds)
25. IMPLORA Lipstick No. 6 (Fluer Rounge)
26. SCHOLAR GOLD Whitening Night Cream
27. THE FACE Supreme Whitening Night Cream
28. VAMPIRE Moisten Skin Whitening Day Cream Beautylicious-Glod Label
29. NARWASTU Body Contour
30. D&I COSMETIQUE Night Whitening
31. ERTO'S Night Cream Whitening
32. JAKARTA AESTHENIC CLINIC Light And Glow
33. IMI Whitening Deoxyarbutin
34. MAZAYA Match Perfection 4 in 1 Powder Cake Whitening Natural
35. MAZAYA Dermo Whitening Serum With Astaxanthin
36. MH SARAH BEAUTY CARE Dermo Lightening Cream
37. MIROCELL Cream Malam untuk Kulit Berminak
38. MIROCELL Cream Malam untuk Kulit Normal
39. ULTIMATE SZAVA Acnes Cream
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Produk Komplemen Ondri Dwi Sampurno mengatakan, produk-produk tersebut sudah tidak boleh berada di pasaran. "Nama-namanya harus jadi perhatian masyarakat," kata Ondri.
Dia mengimbau masyarakat apabila menemukan salah satu produk yang disebutkan masih beredar untuk melaporkan melalui Halo BPOM 1500533 atau sms ke 081219999533 atau halobpom@pom.go.id atau Twitter @bpom_ri atau langsung ke unit layanan pengaduan konsumen di BPOM.
Penulis : Risky Candra
Sumber : Republika Online
Dituding Banyak Menyiarkan Berita Bohong, Wartawan Metro TV Diusir Peserta Aski Bela Islam III
JELAJAH -- Ada pemandangan berbeda di tengah-tengah Aksi Bela Islam III di depan patung kuda Jl. Merdeka Barat, Jakarta. Salah seorang reporter Metro TV yang sedang meliput diusir peserta aksi.
Peristiwa itu bermula ketika salah seorang reporter Metro TV yang sedang meliput aksi menyebutkan, bahwa peserta Aksi Bela Islam III hanya dihadiri 50 ribu orang. Sontak pernyataan tersebut menimbulkan kemarahan dari peserta aksi karena dianggap memberitakan sebuah kebohongan.
“Pergi, pergi, Metro tipu, penipuuu,” teriak salah seorang peserta aksi.
Salah seorang peserta aksi massa, Asep menyuarakan kemarahannya atas kebohongan yang dilakukan oleh salah seorang reporter Metro TV.
“Saya tidak terima, Mas. Mereka banyak melakukan kebohongan. Ini bahaya, makanya kami usir,” terang Asep dengan nada tegas.
Asep juga mengingatkan kepada Metro TV untuk tidak main-main dalam pemberitaan mengenai Aksi Bela Islam III ini.
“Kami ingatkan kepada mereka agar tidak main-main dalam memberitakan aksi ini. Jangan kalian beritakan yang tidak baik. Kalian catat itu ya,” tegas Asep dilansir Islamic News Agency.
Salah seorang reporter akhirnya dilarikan oleh pihak aparat kepolisian. Meski sempat dimintai tanggapannya, namun reporter Metro TV tersebut tidak memberikan jawaban.
Penulis: Rija Nurjaya
Media Catalan Sebut Ronaldo Sukses Menangi Ballon d'Or
JELAJAH -- Media asal Spanyol, Mundo Deportivo, menurunkan kabar bahwa mega bintang Cristiano Ronaldo akan memenangkan gelar Ballon d'Or tahun 2016. Ronaldo hanya tinggal menunggu prosesi pengumumannya saja.
Ronaldo memang diunggulkan untuk memenangkan Ballon d'Or. Hal ini mengacu pada kesuksesan pemain berusia 31 tahun meraih gelar juara Liga Champions bersama Real Madrid dan Euro 2016 untuk Portugal.
Ronaldo bersaing dengan Lionel Messi yang musim lalu mendapatkan gelar juara La Liga dan mengantar Argentina ke final Copa America.
Mundo Deportivo, media asal Catalan, menulis bahwa Ronaldo sudah pasti memenangkan Ballon d'Or edisi tahun 2016 ini. Mereka juga mengklaim bahwa sang bintang dan Real Madrid sudah mengetahui hasil ini.
Sementara itu, untuk posisi kedua akan ditempati oleh Messi. Posisi ketiga masih menjadi misteri, diprediksi posisi ini akan ditempati oleh salah satu dari Antoine Griezmann, Luis Suarez atau Neymar.
Pemungutan suara untuk para kandidat peraih Ballon d'Or sendiri sudah ditutup. Sementara pengumuman akan dilakukan pada 12 Desember yang akan datang.
Namun, ini tetap masih bukan pengumuman resmi. Jadi, nantikan saja hingga pengumuman resmi ya Bolaneters
Penulis: Rija Nurjaya
Referensi: Bola.net
Rabu, 30 November 2016
Menantang Nyali Di Museum Santet
JELAJAH
-- Anda yang merasa bernyali boleh saja menantang keberanian dengan mengunjungi
Museum Santet di Surabaya. Namun bagi yang ciut nyali, jangan coba-coba. Bisa
bergidik melihat koleksi seram di museum ini.
Begitu mengintip deretan koleksi di Museum Santet,
Surabaya, Anda akan disuguhi pemandangan tali pocong, jelangkung hingga paku
bengkok dan ijuk dari dalam tubuh manusia.
Di Museum Kesehatan dr. Adyatama, di Jalan Indrapura
17, Surabaya, Jawa Timur, ini juga menyimpan barang-barang perawatan kesehatan
dari berbagai zaman serta benda-benda terkait supranatural.
Karena ada benda-benda supranatural yang tersimpan
di dalam museum itulah, tak heran museum ini sering dijuluki museum santet.
Gedung museum ini sebenarnya adalah Pusat Penelitian
dan Pengembangan (Puslitbang) dan Kebijakan Kesehatan, Departemen Kesehatan.
Di dalam komplek gedung Puslitbang itulah ada juga
dua gedung yang dipergunakan sebagai bangunan untuk museum.
Gedung pertama sebagai museum alat-alat kesehatan
modern. Sementara gedung kedua adalah peralatan dan sarana pengobatan dan
kedokteran tradisional termasuk di dalamnya adalah santet.
Museum ini selesai dibangun pada tahun 2004
diresmikan oleh Dr. Ahmad Sujudi Menteri Kesehatan saat itu.
Awalnya museum ini dirintis oleh Dr. dr. Harijadi
Soeparto DOR M.Sc , yang kemudian mengambil penamaan museum dari dr. Adhyatma
yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada tahun 1988 hingga 1993.
Dulunya
rumah sakit kelamin
Gedung yang dipergunakan untuk museum ini juga pernah
dipergunakan sebagai Rumah Sakit Kelamin. Atas kebijakan pemerintah berganti
menjadi museum kesehatan.
Hal yang menarik pada museum ini adalah tersimpan
rapi cara-cara pengobatan tradisional dan santet.
“Itu ada buku yang digantung, buku itu adalah petunjuk
bagaimana cara pengobatan tradisional itu dilakukan termasuk bagaimana santet
itu dilakukan dan bagaimana korban yang terkena santet,” kata Hosnan, petugas
museum.
Di dalam museum juga terdapat benda yang sering
dipakai untuk urusan mistis. Lihat saja tanah kuburan dan tali pocong yang
diyakini akan membuat sial bagi mereka yang membawanya pulang, rambut dan paku
dari korban santet.
Ada pula boneka yang ditusuk jarum dan foto
seseorang yang ditusuk paku dalam kain merah. Juga ada rokok kelobot yang
dibentuk mirip boneka orang dan pada bagian tubuhnya tertancap kayu.
Semua benda tersebut kerap dipercayai dan dijadikan
sarana untuk melakukan kegiatan supranatural.
Di bagian lain juga disimpan rapi, kayu pohon telor,
kayu santen, kayu kengkeng, kayu kelor dan bambu yang semua kayu ini bisa
dipergunakan sebagai sarana pengobatan tradisional.
Koleksi lain yakni telur ayam yang di dalamnya
terdapat organ-organ aneh. Telur ayam itu digunakan sebagai media penyembuhan
alternatif bagi korban santet.
Juga ada koleksi berupa pasir, benda-benda plastik
dan biji-bijian yang dikeluarkan dari dalam tubuh korban santet dengan
menggunakan pengobatan tenaga dalam.
Ada pula susuk, yakni logam kecil sepanjang sekitar 1 cm. Susuk itu
biasa digunakan oleh orang-orang yang ingin tampil menarik dengan menggunakan
kekuatan gaib.
Di etalase lainnya, beberapa benda lain terkait
dengan adanya santet juga tersimpan rapi. Seperti potongan usus dari pasien
terkena santet, paku bengkok yang dikeluarkan dari tubuh seorang pasien, serta
beberapa helai ijuk yang keluar dari tubuh seorang pasien.
Benda mistis lainnya juga bisa dilihat di ruang ini,
seperti kain bertuliskan rajah, batu, kain hingga obat-obatan dari dukun. Serta
dua boneka jelangkung yang disimpan di dalam etalase kaca. Sarana pengobatan
mistis dengan air juga bisa dilihat dimuseum ini.
"Air
Berkhasiatnya" Dukun Cilik Ponari Hingga Ki Kusumo
Koleksi museum lainnya adalah aneka air berkhasiat.
Sebut saja seperti air dari paranormal Ki Kusumo, air dari dukun cilik Ponari,
hingga rumput Fatimah yang diambil dari Arafah yang dipercaya dapat menguatkan
kandungan seseorang setelah melahirkan.
Menurut Hosnan, benda-benda supranatural untu
menyantet dan korban santet tersebut didapatkan pengelola dari dukun santet.
Di bagian lain melalui album foto dapat dilihat
proses penyantetan yang terdokumentasi. Dari foto-foto yang dipajang ini dapat
diketahui bagaimana ritual penyantetan berlangsung.
Tak hanya benda-benda supranatural dan medis, museum
ini juga mengoleksi benda-benda yang unik. Seperti celana anti perkosaan dan
alat perangsang seks untuk pria dan wanita. Ada pula benda berupa vacuum yang
berfungsi untuk membesarkan alat kelamin pria.
Penasaran dengan museum santet ini, silahkan datang
museum ini buka setiap hari mulai Senin hingga Jumat dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 hingga pukul 15.00. Sementara pada hari Minggu buka mulai pukul
09.00 hingga pukul 14.00.
Koleksi museum seperti peralatan dan sarana terkait
santet, teluh atau tenung tak bisa dipungkiri, menjadi bagian dari tradisi dan
budaya gelap di nusantara. Meski teknologi sudah maju dan berkembang, santet
itu ternyata juga masih ada dan dipraktikkan hingga saat ini.
Penulis : Galih Nugroho
Kena Dua Sanksi, Ade Komarudin Diberhentikan sebagai Ketua DPR oleh MKD
JELAJAH
-- Mahkamah Kehormatan DPR memberhentikan Ade Komarudin dari jabatannya sebagai
Ketua DPR.
Keputusan itu merupakan sanksi ringan dari
pelanggaran etik yang dilakukannya.
Ade divonis bersalah saat memindahkan sejumlah badan
usaha milik negara (BUMN) yang mendapat penyertaan modal negara (PMN) menjadi
mitra kerja Komisi XI.
Sebelumnya, sejumlah BUMN yang memperoleh PMN
tersebut merupakan mitra kerja Komisi VI.
Kedua, Ade divonis melakukan pelanggaran ringan
dalam tuduhan memperlambat proses pembahasan Rancangan Undang-Undang
Pertembakauan.
Karena melakukan dua pelanggaran ringan, maka hal
itu dihitung secara akumulatif sebagai dua pelanggaran sedang.
Hal ini berarti bahwa Ade sebagai pimpinan alat
kelengkapan Dewan harus diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua DPR yang
merupakan pimpinan alat kelengkapan Dewan.
"Berdasarkan pasal 21 Kode Etik DPR, Saudara
Ade Komarudin diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua DPR karena terbukti
melakukan satu pelanggaran sedang sebagai akumulasi dari dua pelanggaran
ringan," ujar Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad saat membacakan amar putusan, di
Ruang MKD Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11).
Ade sebelumnya dilaporkan ke MKD atas dugaan
pelanggaran etik saat melakukan pemindahan mitra kerja dari Komisi VI ke Komisi
XI dan juga memperlambat proses pembahasan Ketua RUU Pertembakauan.
Saat ini pula, Golkar telah mengajukan pergantian
Ketua DPR dari Ade ke Setya Novanto dan akan dibahas dalam Rapat Paripurna hari
ini pukul 15.00 WIB.
Ade menganggap, pelaporan dirinya ke MKD merupakan
rekayasa.
"Kelihatan tanda petik itu (laporan MKD)
diada-adain, biar publik yang menilai. Saya akan hadapi, ikuti dengan baik
saja," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/11).
Ade mengatakan, sejak menjadi anggota DPR pada tahun
1997, proses PMN selalu menjadi domain Komisi XI karena melibatkan Kementerian
Keuangan.
Karenanya, menurut Ade, pengalihan BUMN menjadi
mitra kerja Komisi XI dalam proses PMN tidak salah.
"Sekarang saya diadukan, rapopo, tadi saya
sudah jelaskan. Termasuk saya diproses secara politik, saya akan hadapi, akan
proses. Semua terus lanjut ke paripurna," lanjut pria yang akrab disapa
Akom itu.
Penulis : Galih Nugroho
Refrensi : Kompas.com
La Nyalla Dituntut 6 Tahun Penjara
JELAJAH
-- Mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur, La Nyalla
Mattalitti, dituntut enam tahun penjara oleh jaksa penuntut umum dari Kejaksaan
Tinggi Jawa Timur.
La Nyalla juga dituntut membayar denda Rp 500 juta
subsider enam bulan kurungan. Selain itu, jaksa juga menuntut La Nyalla
membayar uang pengganti Rp 1,1 miliar.
Jika uang tersebut tidak dibayarkan setelah putusan
berkekuatan hukum tetap, harta La Nyalla akan dilelang. Namun, jika tidak
dibayar 1 bulan setelah hukum tetap, hartanya tidak mencukupi, diganti pidana
penjara tiga tahun dan enam bulan.
"Menuntut supaya majelis hakim memutuskan
menyatakan terdakwa La Nyalla Mattalitti terbukti sah dan meyakinkan melakukan
korupsi secara bersama-sama," ujar Jaksa Didik Farkhan di Pengadilan
Tipikor Jakarta, Rabu (30/11).
Dalam pertimbangannya, jaksa menilai La Nyalla
terbukti melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara.
La Nyalla dianggap terbukti menyalahgunakan wewenang
dalam penggunaan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2011
hingga 2014.
Awalnya, Pemprov Jawa Timur menganggarkan dana hibah
dengan total Rp 48 miliar dalam APBD untuk tahun 2011-2014.
Namun, La Nyalla bersama-sama dengan Wakil Ketua
Kadin Jatim, Diar Kusuma Putra dan Nelson Sembiring, justru menggunakan dana
hibah yang tidak sesuai peruntukannya.
La Nyalla menyiasati agar seolah-olah program dana
hibah telah dilaksanakan sesuai dengan proposal dan rencana anggaran biaya.
Berdasarkan audit BPKP, jumlah kerugian negara dalam
korupsi dana hibah tersebut mencapai Rp 26.654.556.219.
Mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa
Timur, La Nyalla Mattalitti menjadi terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta,
Rabu (30/11).
Pembelian
saham Bank Jatim
Uang yang digunakan La Nyalla Mattalitti untuk
membeli saham perdana Bank Jatim ternyata berasal dari rekening Kadin di Bank
Jatim.
Uang tersebut ditransfer dari rekening Kadin ke
rekening pribadi La Nyalla di bank yang sama. Berdasarkan surat dakwaan jaksa
penuntut umum, pada 11 Juni 2012, La Nyalla menandatangani aplikasi pembukaan
rekening tabungan Bank Jatim di Kantor Cabang Utama Surabaya atas nama pribadi.
Selanjutnya, pada 6 Juli 2012, La Nyalla dan Wakil
Ketua Kadin Jatim, Diar Kusuma Putra, menandatangani Bilyet Giro No BG069407.
Giro tersebut berisi perintah pembayaran dari
penandatangan bilyet giro kepada Bank Jatim dengan cara pemindahbukuan dari
rekening giro di Bank Jatim ke rekening pribadi La Nyalla.
Dana Kadin sebesar Rp 5,3 miliar ditransfer ke
rekening La Nyalla. Kemudian, La Nyalla memindahbukukan rekening pribadinya di
Bank Jatim ke rekening atas nama PT Mandiri Sekuritas Pooling IPO Jatim di Bank
Mandiri Cabang Jakarta-Sudirman.
Selanjutnya, pada 11 Juli 2012, melalui PT Mandiri
Sekuritas dengan kode nasabah ED 306 atas nama pribadinya, La Nyalla membeli
IPO Bank Jatim senilai Rp 5,3 miliar, dan mendapatkan IPO Bank Jatim sejumlah
12.340.500 lembar saham di harga Rp 430 per lembar.
Setelah saham dijual, La Nyalla mendapat keuntungan
sekitar Rp 1,1 miliar atas penjualan saham tersebut.
Penulis : Galih Nugroho
Refrensi : Kompas.com