Jumat, 14 Oktober 2016

Review : Memecahkan Teka-Teki Film A Monster Calls




JELAJAH -- Film A Monster Calls yang merupakan adaptasi dari novel milik Patrick Ness yang jauh dari kesan ceria. Menghadirkan tema low fantasy, yang berarti batasan-batasan antara dunia nyata dan fantasi terasa kabur tanpa ada penjelasan rasional tentang sebab akibatnya membuat narasi A Monster Calls sehingga membuat film ini terasa lebih kompleks untuk disantap para penonton muda. Apalagi ia memuat cerita tentang pencarian jati diri seorang bocah 12 tahun yang harus berjibaku dengan dirinya sendiri yang tengah gundah karena sang ibu tercinta tengah sekarat karena kanker ganas.
Dilansir dari movienthusiast, menjelaskan bahwa kesimpulan dasar film ini memang terlihat sederhana dan terkesan cengeng, tetapi A Monster Calls kemudian menjadi spesial ketika elemen fantasinya bekerja dengan baik. Film ini mampu masuk ke dalam dunia nyata dalam wujud monster pohon raksasa yang disuarakan oleh Liam Neeson. Sang Monster datang setiap tengah malam untuk menceritakan masing-masing tiga cerita kepada Conor O’Malley (Lewis MacDougall), sang bocah malang yang harus menghadapi situasi sulit di usianya yang masih sangat belia. Hampir setiap hari ia diganggu teman sekolahnya, sepulang sekolah ia harus menerima kenyataan menyakitkan melihat ibunya (Felicity Jones) berjuang menghadapi kanker stadium akhir. Sementara sang ayah (Toby Kebbell) memilih untuk tinggal jauh darinya. Yang tersisa hanya sang nenek (Sigourney Weaver) yang tidak disukainya.
Perpaduan dark fantasy, drama pendewasaan diri/coming of agedan muatan-muatan tema tentang cinta, duka, kehilangan dan kesendirian tentu saja menjadikan A Monster Calls bukan jenismonster movie yang bisa ditonton untuk bersenang-senang. Dengan materi “berat” seperti itu A Monster Calls sedikit banyak mengingatkan pada Pan’s Labyrinth-nya Guillermo del Toro yang sama suram dan pahitnya. Hubungan tak biasa antara sosok monster dan Conor tentu menjadi pusat gravitasi buat A Monster Calls. Melihat bagaiamana kombinasi penyutradaraan lembut Bayona dan Patrick Ness yang ditunjuk untuk mengurus naskahnya mampu bersinergi dengan sempurna dalam usahanya mengeksplorasi sisi terdalam sang bocah dalam menghadapi problematikanya yang diwakili melalui dongeng-dongeng depresif yang diceritakan si monster pohon. Setiap cerita berhasil divisualisasikan oleh presentasi cantik animasistop-motion dengan setuhan gaya cat air penuh imajinasi, dalam film ini juga punya pesan-pesan kuat yang merepresentasikan kehidupan Conor, dan menjadi sangat penting dalam usaha Bayona menguatkan kepribadian Conor, membangun emosi, mengerti dan bersimpati dengan Conor sampai kemudian Bayona membawa hati penontonnya hancur di klimaksnya sebelum disembuhkan kembali oleh sebuah ending yang manis.
Kudos buat penampilan apik Lewis MacDougall yang sukses menjadi jiwa dan hati buat A Monster Calls sementara Liam Neeson tampil sama hangat dan angker melalui suara beratnya sebagai sang Monster. Felicity Jones dan Sigourney Weaver mungkin tidak terlalu banyak dieksplorasi mengingat Bayona seperti ingin mengambil semuanya dari sudut Conor dengan cara padang bocah 12 tahun, membiarkan para orang dewasanya hanya sekedar menjadi bagian konflik yang terdengar dan terlihat sekilas. Bayona seperti membawa kita kembali ke masa kecil di mana terkadang kita merasa tak aman dan takut tanpa pernah benar-benar mengetahui bagaimana cara menghadapinya.
Dalam film ini akan menggambarkan bagaimana Bayona sukses memberikan batasan abu-abu antara kenyataan dan imajinasi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah monster itu nyata atau hanya sekedar ada di kepala Conor yang merupakan proyeksi dari alam bawah sadarnya yang berfungsi memperingati sekaligus melindunginya? Ada petunjuk di sana, tetapi semua kembali kepada penontonnya untuk memutuskan, toh, pada akhirnya benar atau tidak, nyata atau sekedera imajinasi semua ceritanya kembali kepada bagaimana sosok bocah 12 tahun menghadapi kenyataan hidup yang pahit, bagaimana ia mencari jati dirinya melalui cara yang tidak biasa, bagaimana ia kemudian berdamai dengan lingkungan dan dirinya sendiri.
Hm.. Penasaran kan dengan teka-teki film ini? Ayo segera tonton film A Monster Calls yang mendapatkan ratting sebanyak 7.9/10 di IMDB guys!

Penulis     : Risky Candra
Referensi : Movienthusiast

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html