Rabu, 12 Oktober 2016

Nelangsa Kehidupan Anak Ismail Marzuki





JELAJAH -- Gelar Pahlawan Nasional yang disematkan negara kepada pencipta lagu 'Indonesia Pusaka' Ismail Marzuki, tidak serta merta berimbas baik pada kesejahteraan keluarganya saat ini. Kondisi memprihatinkan justru dialami anak semata wayangnya, Rachmi Aziyah Ismail Marzuki. Karya-karya besar sang ayah bertolak belakang dengan kehidupan keluarganya saat ini.

Rachmi kini hidup serba pas-pasan dengan mengontrak di Perum Bappenas A12, RT 1 RW 6, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Rachmi tinggal bersama suaminya dan dua orang keponakannya karena keempat anaknya sudah menikah dan memilih tinggal terpisah dengan mereka.

"Bapak (Ismail Marzuki) kerja di RRI, dan enggak pernah dapat pensiun. Ya begini hidup jadi pas-pasan," kata Rachmi saat ditemui di rumahnya di Depok, Jawa Barat, belum lama ini.

Keterpurukan ekonomi itu bermula saat Ismail Marzuki menderita kanker paru-paru yang mengharuskan dirinya bolak-balik masuk rumah sakit. Rachmi mengisahkan, saat itulah ibunya-istri Ismail Marzuki, Eulis Zuraidah, mulai menjual satu per satu barang berharga untuk memenuhi kebutuhan pengobatan sang ayah.

Sepeninggal sang maestro, Rachmi dan ibunya terpaksa menjual rumah ayahnya di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan memutuskan untuk mengontrak di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Sejumlah barang berharga hasil jerih payah sang bapak pun dijual untuk membiayai sekolah dan kehidupannya.
                                                                                                                                         
Untuk menghidupi keluarganya, hampir setiap hari Rachmi dan suami selama 7 tahun berjualan es di depan rumah.  Meja tempatnya berjualan begitu sederhana. Hanya sebuah payung besar digunakannya untuk menghalau panas terik matahari. Di depan rumahnya, Rachmi tak berjualan sendiri. Ada beberapa pedagang lain yang ikut menjajakan jualannya. Meja tempatnya berjualan begitu sederhana. Hanya sebuah payung besar digunakannya untuk menghalau panas terik matahari. Di depan rumahnya, Rachmi tak berjualan sendiri. Ada beberapa pedagang lain yang ikut menjajakan jualannya.

Kini, keriput makin kentara di wajah Rachmi. Namun, semangat bertahan hidupnya tak pernah lekang digerus zaman. Rachmi enggan meminta belas kasihan pada siapa pun, apalagi kepada keempat anaknya yang telah berkeluarga.


Penulis : Galih Nugroho P
Editor  : Risky Candra

2 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html
Anonim mengatakan...

Nice info min! Harusnya lebih banyak ngangkat berita yang seperti ini :)

Jelajah.com mengatakan...

Hallo Anon, Terimakasih banyak masukannya :)