Sabtu, 17 September 2016

Menyaksikan Perang Dalam Bentuk Musik Teatrikal






Menyaksikan drama teatrikal peperangan antar dua belah pihak dalam bentuk fisik mungkin sudah menjadi hal yang sering dipentaskan. Namun, bagaimana jadinya jika perang dituangkan dalam sebuah instrumen musik teatrikal? 

Perang dalam bentuk instrumen musik itulah yang disajikan Sanggar Nuun Yogyakarta pada pembukaan produksi musik XXIII berjudul Pataka, (17/9), di gedung Societet Military Taman Budaya Yogyakarta, malam. Ratusan pasang mata pengunjung menjadi saksi atas perhelatan instrumenta spiritum tersebut.

Pemimpin produksi musik teatrikal, Milatun Nafiah menjelaskan, dalam proses kreatif pihaknya sengaja menyajikan drama peperangan dalam bentuk suryalis. Peperangan itu kemudian digambarkan melalui instrumen musik.

"Peperangan itu bukan harus disajikan dengan adu secara fisik menggunakan pedang atau senjata lain. Peperangan juga dapat disajikan dalam bentuk nada dari alat musik yang membentuk sebuah instrumen," ujar Milatun Nafiah.

Sesuai dengan judul pementasan yakni, Pataka yang berarti bendera lambang pasukan, musik teatrikal ini mengisahkan tentang peperangan dua belah kerajaan. Di mana ada sebuah kerajaan yang hampir kalah kemudian bangkit tanpa tertindih. 

"Diceritakan di awal itu ada suatu kerajaan yang hampir mengalami kekalahan. Kisah menyusun strategi, pertahanan, dan melawan semuanya di tuangkan dalam komposisi nada," ujarnya. 

Pertunjukan musik teatrikal selama 1 jam 47 menit tersebut seluruh kisahnya dibagi menjadi 12 desing babak. Agar cerita mudah dimengerti, di setiap perpindahan desing ditampilkan drama monolog sebagai narasi cerita. 

"Monolog tersebut mengandung muatan kritik ekopol (ekonomi politik). Teknisnya monolog pertama ngomongin politik sensor televisi, kedua tentang kapitalisme, ekonomi pendidikan, dan yang ketiga soal gaya hidup (life style)," ujar Milatun Nafiah.

Selain itu, penonton juga disuguhkan perpaduan alat musik Jawa dan Eropa. Milatun Nafiah menyebutkan alat musik terdiri dari gitar, bas, keyboard, pekusi, jimbe, bedug, perkusi, cobel, gamelan, bonang, pianika, dan digderido.

"Kita sengaja menampilkan berbagai genre musik, mulai dari rege, Jaz, dan samba. Sanggar musiknya kreatif akulturatif berupa Perpaduan musik Jawa dan barat," ujarnya.

Pementasan musik teatrikal ini nantinya juga akan digelar di Gedung Ki Narto Sabdo Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, pada Rabu (21/9), pekan depan.


Penulis : Galih Nugroho P
Sumber : Merdeka.com

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html